Suku Batak adalah galat satu suku pada Indonesia yg mempunyai poly warisan budaya. Terkenal akan menjunjung tinggi adat istiadat, terdapat poly tradisi yg sampai sekarang masih dijaga & dilestarikan sang rakyat Suku Batak yg jua sanggup dinikmati sang rakyat luas.
Salah satu pesta adat batak toba yg masih dilakukan sang rakyat Suku Batak merupakan Upacara Sipaha Lima. Upacara ini adalah tradisi yg dilakukan sang Suku Batak penganut agama Malim, yg mempunyai makna menjadi ungkapan rasa syukur pada Sang Pencipta atas nikmat yg telah dihasilkan pada.
Ungkapan Rasa Syukur Kepada Sang Pencipta Sipaha Lima merupakan ritual atau upacara kudus pada tradisi rakyat Suku Batak pada Sumatera Utara. Upacara ini dilakukan sang rakyat Batak penganut agama Malim, atau biasa diklaim menggunakan Parmalim.
Upacara Sipaha Lima ini merupakan sebuah tradisi yg dilakukan menjadi ungkapan rasa syukur atas rezeki & nikmat yg dihasilkan rakyat Suku Batak pada Sang Pencipta. Selain itu, upacara ini jua dilakukan buat menghormati para leluhur.
Bagi rakyat Suku Batak, Upacara Sipaha Lima ini dimaknai menjadi upacara sakral & penuh kebersamaan. Hal tadi bisa terlihat menurut aneka macam prosesi yg dilakukan pada upacara tadi.
Tradisi Milik Parmalim Upacara Sipaha Lima ini dilakukan sang rakyat penganut agama Malim semenjak ribuan tahun lalu. Kepercayaan Malim adalah agama orisinil rakyat Batak dalam zaman dahulu. Menurut sejarahnya, Upacara Sipaha Lima ini diperkenalkan sang Raja Sisingamangaraja XII. Selain menjadi galat satu pahlawan & pemimpin rakyat Batak, Ia jua adalah penganut agama Malim.
Pada waktu itu agama Malim sangat berkembang & mempunyai banyak penganut yg populer pada aneka macam loka. Kemudian Raja Sisingamangaraja XII menaruh titah pada Raja Mulia Naipospos buat melembagakan ajaran & agama tadi supaya para penganutnya bisa berkumpul beserta & mempunyai bukti diri yg jelas, galat satunya menggunakan mengadakan Upacara Sipaha Lima ini.
Dilaksanakan pada Bulan Lima Kalender Batak Masih dilansir menurut hapage negerikuindonesia, upacara ini dilakukan sinkron sekali yaitu dalam bulan ke-5 menggunakan kalender Batak. Upacara ini umumnya digelar pada Bale Pasogit Desa Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Tempat inilah yg sebagai loka sentra penganut agama Malim. Bahkan, rakyat Permalim tak jarang menyebut Bale Pasogit merupakan Huta Nabadia (tanah kudus) bagi mereka.
Persiapan Upacara Sipaha Lima ini dilakukan rakyat semenjak beberapa bulan sebelum upacara dilaksanakan. dalam waktu memasuki bulan ketiga pada kalender Batak, rakyat telah Siap-siap mengumpulkan output panen yg mereka dapatkan. Memasuki bulan keempat, rakyat mulai mempersiapkan persiapan persembahan buat upacara. Kemudian dalam bulan kelima, Raja Naipospos akan memilih hari penyelengaraan Upacara Sipaha Lima.
Ada Berbagai Ritual aktivitas Upacara Sipaha Lima diikuti sang orang tua, remaja, bahkan anak-anak. Upacara ini umumnya diiringi musik menurut Ogung Sabangunan (indera musik tradisional Batak Toba) dan tarian Sahadaton menurut Parmalim yangg jua mengiringi penyerahan sesembahan pada Sang Pencipta.
Sesembahan yg diberikan berupa misalnya ayam, kambing, ikan yg telah dimasak, & jeruk purut pada pada cawan yg sebelumnya telah didoakan pada pada balai parsantian (tempat tinggal ibadah). Selain itu, pada Upacara Sipaha Lima, rakyat Parmalim akan menyembelih satu ekor kerbau menjadi zenit simbol rasa syukur.
Memakai Pakaian Adat Khas Batak Pada waktu upacara berlangsung, Parmalim wanita wajib mengenakan kebaya, ulos, sarung, & rambutnya diharnet. Sedangkan Parmalim pria akan menggunakan kain putih yg diikat pada atas ketua serupa sorban (tali-tali, pada Bahasa Batak) buat yg telah menikah, ulos, & sarung.
Khusus buat pucuk pimpinan Parmalim, mereka menggunakan ulos yg pada atasnya digunakan kain putih. Sedangkan anak-anak mengenakan sarung & rambut wajib diharnet menggunakan rapi. Seluruh umat yg mengikuti prosesi upacara ini tidak menggunakan alas kaki pada kurang lebih kompleks peribadatan loka tadi berada sakral.